Jumat, 27 Juli 2018

Puisi terakhir WS Rendra Yang Ditulis Sebelum Meninggal Dunia

Hidup itu seperti UAP,
yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA …

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
“MENGAPA DIA  menitipkannya kepadaku?”
“UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku?”
Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja …
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA …

Ketika aku berdo’a, kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH,
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS,
Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.

Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku …
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah “Mitra Dagang” ku dan bukan sebagai “Kekasih”!
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku …
Duh ALLAH …
Padahal setiap hari kuucapkan,
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH …

Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH …
Sebab aku yakin ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku …
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku …

Selasa, 29 November 2016

Sebuah Muhasabah Diri

Ya Allah.....
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-MU yang luas 
Aku hanyalah setetes embun di lautanMU yang meluap sampai ke seluruh samudra
Aku hanya sepotong rumput di padangMU yang memenuhi bumi 
Aku hanya sebutir kerikil di gunung MU yang menjulang menyapa langit 
Aku hanya seonggok bintang kecil yang reduo di samudra langit Mu yang tanpa batas

Ya Allah.....
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini dihadapanmu 
Tiada Engkau sedikitpun memerlukan akan tetapi hamba, 
terusmenggantungkan segunung harapan pada MU

Ya Allah.....
Baktiku tiada arti, ibadahku hanya sepercik air 
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka MU 
Betapa sadar diri begitu hina dihadapanMU 
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhlukMu 

Diri yang tangannya banyak maksiat ini, 
Mulut yang banyak maksiat ini, 
Mata yang banyak maksiat ini 
Hati yang telah terkotori oleh noda ini 
memiliki keninginana setinggi langit 
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajahMu yang mulia ???

Ya Allah..... 
Kami semua fakir di hadapan MU 
Tapi juga kikir dalam mengabdi kepada MU 
Semua makhlukMu meminta kepada MU dan pintaku.
Ampunilah aku dan orang orang yang telah memberi arti dalam hidupku 
Sukseskanlah mereka mudahkanlah urusannya
Mungkin tanpa disadari, hamba pernah melanggar aturanMU 
Melanggar aturan qiyadah hamba
Bahkan terlena dan lalai menjalankan amanah 
yang telah Kau percayakan kepada kami.

Ya Allah......., Ampunilah hamba, Pertemukan hamba dalam syurga MU 
dalam bingkai kecintaan kepadaMU 
Ya Allah......, Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat, 
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada MU 
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit 
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu 
atau dalam maksiat kepadaMU Ya Allah.....